07 September, 2012

Rasa Malu Yang Hilang Akan Membinasakan


Rasa Malu Yang Hilang Akan Membinasakan
 Sahabat Hikmah...Malu itu sebagian dari iman.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. : Nabi Saw. Pernah bersabda ; “Iman meliputi lebih dari enam puluh cabang atau bagian. Dan Al haya’ (rasa malu) adalah sebuah cabang dari iman.” (HR. Bukhari)

Rasa malu itu keberkahan.Dengan rasa malu kita terhalang dari dosa.

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshari Al Badri ra. berkata, Rasulullah saw telah bersabda, “Sesungguhnya sebagian yang masih dikenal umat manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah: ‘Bila kamu tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu.” (HR. Bukhari)

Kebinasaan seseorang dimulai dari hilangnya rasa MALU...Bila sudah tidak ada rasa malu, maka dia menjadi manusia bebas.Bebas tanpa aturan, dan bebas berbuat sesuai hawa nafsu.Tuhannya hanyalah nafsunya.Sehingga hidupnya bergelimang dosa.

“Sesungguhnya Allah jika menghendaki memBINASAkan seorang hamba,maka Dia menCABUT dari orang itu rasa MALU.

Jika telah tercabut darinya rasa malu,engkau tidak menjumpai orang itu kecuali berGELIMANG DOSA.

Jika engkau tidak menjumpai kecuali bergelimang dosa,dicabut (pula) dari dirinya AMANAH.

Jika telah dicabut darinya amanah,engkau tidak menjumpainya kecuali sebagai orang yang berKHIANAT dan diKHIANATi.

Jika engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan berkhianat dan dikhianati,maka dicabut darinya RAHMAT (Allah).

Jika telah dicabut darinya rahmat (Allah),engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan terKUTUK dan terLAKNAT.

Jika engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan terkutuk dan terlaknat,maka diCABUT darinya IKATAN dengan ISLAM”.

(HR. Ibnu Majah)

"Jika Allah hendak menghancurkan suatu kaum (negeri), maka terlebih dahulu dilepaskannya rasa malu dari kaum itu." (HR. Bukhari - Muslim)

Tetapi rasa malu yang dimaksud adalah menurut para sahabat Rasul, yang malu untuk berbuat dosa dan bukan ukuran manusia jahil yang malu untuk berbuat kebaikan, seperti malu ke masjid, malu ke pengajian dsb.

Seorang sahabat Rasulullah bertanya tentang kebajikan dan dosa, dan dijawab :

”Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain.” (HR. Muslim)

Jadi bila kita malu berbuat kebaikan dan tidak malu berbuat dosa...Jangan-jangan kita adalah ummat yang akan binasa.

Na'udzubillahi min dzaalik

Wallahu a’lam bi showab
 
 O.F.A 
Ogy Febri Adlha
KATA-KATA HIKMAH
http://www.facebook.com/group.php?gid=72581251577

06 September, 2012

Mengekang Nafsu

  1. Perangilah hawa nafsu kalian, sebagaimana kalian memerangi musuh-musuh kalian
  2. Sesuai dengan perjuangan jiwa seseorang dan penolakannya terhadapsyahwatnya serta penolakannya untuk mengikuti kesenangannya (yangdiharamkan), dan penolakan atas apa yang menjadikan mata berkeinginanmemandangnya, maka di situlah terletak pahala dan siksaan.
  3. Orang yang bijak adalah yang dapat menguasai hawa nafsunya.
  4. Janganlah sekali-kali engkau menuruti nafsumu, dan jadikanlah yang membantumu untuk menghindar darinya adalah pengetahuanmu bahwasanya iaberupaya mengalihkan perhatian akalmu, mengacaukan pendapatmu,mencemarkan kehormatanmu, memalingkan kebanyakan urusanmu, danmemberatkanmu dengan akibat yang akan engkau tanggung di akhirat.Sesungguhnya nafsu adalah permainan. Maka, jika datang permainan,menghilanglah kesungguhan. Padahal, agama tidak akan pernah berdiritegak dan dunia tidak akan menjadi baik kecuali dengan kesungguhan.
  5. Sesungguhnya saat engkau meninggalkan kebenaran, engkau pasti sedang menuju kepada kebatilan; dan saat engkau meninggalkan sesuatuyang benar, engkau meninggalkannya menuju kesalahan.
  6. Kepada Allahlah kami berharap agar Dia memperbaiki apa yang rusak dari hati kami, dan kepada-Nyalah kami memohon pertolongan untukmemberikan petunjuk pada jiwa kami. Sebab, hati berada di tangan-Nya,Dia mengaturnya sesuai yang Dia kehendaki.
  7. Orang yang baik adalah yang mampu mengatur nafsunya sesuaikeinginannya dan menolaknya dari segala keburukan, sedangkan orang yangjahat adalah yang tidak seperti itu.
  8. Janganlah engkau menuruti nafsumu dan perempuan, dan kerjakanlah apa yang menurutmu baik.
  9. Cegahlah nafsu yang bertentangan dengan akalmu, yaitu dengan menentang keinginannya.

sumber http://www.sufinews.com